Aku, anak perantauan yang selama sebulan dimanjakan oleh orang tuanya, dgn berat hati -karena tuntutan profesi sebagai mahasiswa- harus kembali ke kota bogor. Singkat cerita, tibalah aku di bandara soekarno-hatta, yang seperti biasanya selalu ramai seakan tak pernah sepi. Waktu menunjukkan pukul 16.35 wib, itu artinya aku harus segera mencari bis damri tujuan bogor. Untung tak dapat ditolak, begitu bunyi pepatah, dan dalam hitungan menit bis damri yang kunanti datang juga. Kuputuskan untuk duduk di sebelah bapak-bapak 30 tahunan. Karna memang tidak ada kursi lain yg bersedia kududuki.
Selama perjalanan aku memilih untuk ngemil coklat sambil mendengarkan musik lewat headset. Kebetulan orang disebelahku juga tak banyak bicara. Lama kelamaan ngantuk juga. Ya wes tidurlah aku dengan syahdunya. Ehm, kira-kira di daerah Citayam tiba-tiba aku tersadar dari tidur panjangku. Mungkin ini pertanda akan ada sesuatu yang terjadi padaku. Dan saudara-saudari, ketika bis menepi masuklah seseorang yang membuat aku seketika ingin melempar orang disebelahku lewat jendela dan mempersilahkannya untuk duduk disampingku. Sungguh, dia adalah sosok pria yang istilahnya aku bgt gitu loh. Bertas ransel, lengan kemeja yang digulung sampai ke siku, dan raut wajah yang memperlihatkan keletihan, tak lantas membuat indah wajah dan pesonanya berkurang. *jangan bayangkan seperti apa ekspresiku saat itu*
Seketika itu pula saat ia berjalan di antara kursi-kursi bis, aku berdoa dalam hati. Semoga ia masih bujangan, semoga ia belum punya calon istri dan semoga suatu saat nanti-entah kapan dan dimana- aku dipertemukan kembali dengannya. Amin.
Terima kasih ya Allah, ternyata setiap peristiwa selalu membawa hikmah tersendiri. Aku tak perduli orang-orang akan berkata apa jika aku pernah jatuh cinta pada pria asing yg kutemui di bis. Yang kutahu cinta itu indah. Mau itu datangnya dari mana dan kapan, nuansanya sama, indah dan mendamaikan hati.
Raihlah cinta, sampai cinta menjadi milikmu.
Jika ada yang penasaran seperti apa pria itu, jawabanya dia seperti dude herlino .
blogna devanadiani 
Tinggalkan komentar